Halo sobat tech, kali ini gw mo bahas tentang permasalahan seputar merakit atau membeli komputer. Sebagai konsumen, kita harus benar-benar
mempertimbangkan serta memilih dengan cermat terhadap banyaknya perangkat
komputer yang beredar dipasaran ini agar kita menghindari dari yang namanya overspec. Sebelun lanjut tentang overspec, mari kita ketahui dasar-dasar
dari perangkat komputer terlebih dahulu. Komputer terdiri dari perangkat keras
utama seperti Motherboard, Graphics
Processing Unit (GPU) yang terkenal di Indonesia dengan sebutan VGA, processor, Memory RAM (Random Access
Memory),
Harddisk Drive. Kelima komponen sering menjadi perbincangan
ketika kita mau memperbaharui komputer kita. Lima komponen ini saling
berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu tentunya jika satu komponen tidak
seimbang performanya, maka kinerja hardware
yang lain tidak akan jalan maksimal. Dalam istilah komputernya dikenal dengan bottleneck.
Prinsip dasar pengerjaan dari komputer
adalah ketika kita ingin menjalankan sesuatu program atau perintah dari alat
masukan atau input device seperti mouse, keyboard, pertama melewati port
yang terdapat pada motherboard lalu diatur oleh processor melalui controller dalam motherboard, serta
diteruskan lewat memory dan diteruskan lagi kedalam harddisk dan berulang, terjadi dalam dua arah.
Apa bila ada permintaan pengelolaan grafis maka akan diolah oleh prosesor serta
diteruskan ke dalam GPU atau VGA. Prosesor sekarang sudah beberapa menjadi satu
dengan VGA menjadi satu kesatuan yang orang mengenalinya dengan sebutan VGA onboard.
Hanya bedanya VGA terpisah
dari prosesor memiliki memori VRAM (Video RAM) sendiri, sedangkan VGA onboard
mengandalkan memori RAM yang diambil menjadi VRAM VGA onboard.
Perusahaan
yang memproduksi perangkat komputer ketika kita ingin memilih prosesor, ada
Intel dan AMD. Kemudian jika kita ingin memilih, kartu grafis atau VGA ada AMD
juga dan Nvidia. Sedangkan RAM terdapat banyak perusahaan seperti, Patriot,
G-Skill, Corsair, Team Elite, dan lain-lain. Lalu untuk media penyimpanan atau Harddisk
ada Seagate, Western Digital, Hitachi. Komponen yang terakhir dan yang
perlu perhatian lebih untuk menyambungkan semua komponen atau mengintegrasikan
perangkat yaitu Motherboard yang
diproduksi oleh Gigabyte, ECS, Asus, MSI, Jetway.
Pilihan
yang paling banyak lagi adalah VGA yang dikeluarkan AMD maupun Nvidia karena,
perusahaan tersebut menjual kepada beberapa distributor resmi. Seperti
contohnya Nvidia menjual produknya yang bernama seri Nvidia GTX 1080. Namun
ketika mereka resmi menjualnya, dibantu oleh distributor-distributor global.
Misalkan nama dari distributor resmi perusahaan Nvidia tersebut adalah Zotac
atau Asus. Maka VGA tersebut yang dijual di pasaran ada 2 merek VGA yaitu
Nvidia Asus GTX 1080 serta Nvidia Zotac 1080. Padahal, banyak sekali distributor-distributor
yang ditemukan diseluruh dunia ini seperti Asus, Zotac, Palit, Pixel view,
Gigabyte. Sedangkan dari perusahaan AMD adalah HIS, PowerColor, Shappire, XFX,
dan masih banyak lagi diantara kedua pihak. Karena banyaknya sekali berbagai
macam komponen ini yang membuat kita bingung untuk menentukan apa yang sesuai
dengan komputer kita.
Bila
tidak sesuai maka akan terjadi bottleneck dan dapat berujung juga pada overspec.
Sedangkan overspec dapat terjadi ketika kita membeli komponen yang
melebihi atau kurang sesuainya spesifikasi komputer terhadap kebutuhan yang
seharusnya sehingga, ada perfoma yang tidak terpakai atau terbuang. Namun
sewaktu kita pertama kali merakit komponen komputer pertama kali kita juga bisa
mengalami overspec apa bila kita tidak mengetahui tentang karakteristik atau teknologi
dari suatu komponen tersebut. Contohnya, kita sadar komputer kita terlalu tua
dan harus segera di perbaharui perangkatnya untuk memenuhi kebutuhan kita. Lalu
kemudian kita mengganti hardware nya tersebut beberapa dengan yang
sesuai namun terlalu tinggi spesifikasi dan tidak berimbang. Satu teknologi
lama, dan yang diganti dengan teknologi baru. Sehingga performa pun naik namun
tidak signifikan atau malah sesuai ekspetasi, dan juga membuang banyak uang
untuk menombok kelemahan perangkat lainnya. Namun ternyata kita tidak menyadari
bahwa untuk mendongkrak performa komputer dari bottleneck tidak membutuhkan
biaya yang banyak jika kita mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh komputer
alias kebutuhan kita. Bottleneck dan overspec saling berkaitan berdasarkan
kebutuhan kita.
Ilustrasi Bottleneck pada suatu proses oleh prosesor sumber: http://thebottlenecker.com/ |
Namun
bagaimana cara kita mengetahui bottleneck pada komputer? Kita dapat menggunakan
tolak ukur secara matematis yaitu dengan cara mengukur apakah setiap perangkat
komputer yang didalam komputer kita terpakai secara maksimal atau belum dalam
satuan persen. Dalam sistem operasi Windows terdapat fitur yang bernama task
manager yang dapat digunakan untuk melihat sumber daya perangkat keras
seperti memory RAM, Harddisk, prosesor yang sedang digunakan. Disana
akan terlihat presentasenya secara berkala tiap detik atas penggunaan hardware
untuk memproses aplikasi dalam komputer. Sedangkan untuk melihat
terpakainya sumber daya terhadap VGA harus kita install sendiri.
Ada
aplikasi yang menyatukan semua pengukuran kelima sumber daya komputer seperti
program NZXT, MSI Afterburner, ini terkenal dengan aplikasi monitor. Kemudian
kita jalankan aplikasi benchmarking seperti 3D Mark, Unigine Heaven,
Cinebench serta dapat membenchmarknya dengan game. Sewaktu kita
melakukan pengamatan, kita ukur apakah sumber daya tersebut telah terpakai
maksimal atau belum dengan cara meliht presentase dari grafik yang ada pada
aplikasi monitor perangkat komputer. Apa
bila dalam tes atau sedang bermain presenase hardware terpaut jauh, maka
ada bottlenecking.
Contoh gw bermain permainan yang bernama Battlefield
1. Saat gw monitoring prosesor gw bekerja keras sedangkan VGA gw hanya bekerja sedikit dilihat dari presentase pada prosesor rata-rata 95
persen, sedangkan VGA gw hanya 20 sampai 25 persen saja. Kemudian tampilan
grafs gw sewaktu main setelah diatur paling minimal saja tetap patah-patah
dan tidak enak dilihat. Lalu bila gw menjalankan pengukur gambar perdetik
atau FPS (Frame Per Second) menggunakan Fraps, menunjukan 20 frame
per detik serta ada hang atau jeda beberapa saat. RAM hanya terpakai rata-rata 60 persen, berarti
masih sisa banyak dan tidak ada masalah. Harddisk pun memproses secara
patah-patah dan lama terlalu sering berkedip di lampu indikator harddisk yang
berada pada casing komputer.
Dilihat
dari presentase fik tersebut yang diperbaruhi tiap detik, dilihat prosesor yang
bekerja keras dan VGA bekerja sedikit, sehingga menahan potensi performa VGA tersebut
untuk diproses oleh prosesor. Sebab prinsip kerja dasar komputer yang
sebelumnya sudah dijelaskan. Semua proses perintah input dan output diatur oleh prosesor. Semua
komponen sudah mumpuni tetapi prosesornya bekerja keras, memproses data.
Setelah mengetahui permasalahanya, kita cek prosesornya menggunakan Intel
Core 2 Duo sedangkan VGA nya menggunakan Nvidia GTX 1050. Prosesor tersebut
merupakan seri keluaran lama, sekitar tahun 2006 sampai 2008, sedangkan Nvidia
GTX 1050 Ti merupakan VGA keluaran tahun 2017 yang dari diukur tahun
produksinya saja sudah beda jauh. Solusi mengatasinya, dengan cara mengganti
prosesor dengan keluaran prosesor yang lebih baru.
Tentunya
dari segi teknologi arsitektur pada sebuah prosesor tahun 2006 sangat berbeda
dengan tahun 2017, dimana yang lebih hemat daya, efisien, serta lebih cepat
performanya. Disinilah kita perlu mengetahui perkembangan tentang perangkat
keras komputer untuk membandingkan perangkat satu dengan perangkat yang
lainnnya. Dalam kasus ini tentu terbuang dana yang sia-sia karena VGA tersebut
tidak mencapai performa potensialnya sewaktu gw memperbaharui perangkat
komputer. Karena tidak mencapai performa potensial tentunya otomatis tidak
memenuhi kebutuhan gw untuk bermain Battlefield 1. Padahal dana
tersebut bisa gw alokasikan untuk mengganti Prosesor keluaran terbaru yaitu Intel
Pentium G4650 yang memiliki arsitektur lebih baru, efesiensi lebih baik, Clock-Speed
yang lebih tinggi, serta memiliki performa yang lebih baik serta dukungan
perangkat lunak yang lebih menjamin.
Lalu
bagaimana dengan overspec? Contohnya gw punya dana sebelas juta untuk
membuat sebuah komputer. Tetapi komputer gw gunakan untuk media sosial serta
mengerjakan pekerjaan kampus di aplikasi Microsoft Word rutin setiap
hari, tidak digunakan lagi untuk lain-lain hal. Gw merakit dengan
Spesifikasi Intel Core i5 7600k, Motherboard LGA 1151 Gigabyte serial
overclock, RAM 8 GB DDR4, serta harddisk 1 Terabyte, dan VGA Radeon RX 460
2 GB DDR5. Jika kita sadari memang ini bagus untuk melakukan tugas sehari-hari
gw, tetapi potensial PC tersebut tidak dipakai secara maksimal. Padahal hanya
dengan menggunakan Prosesor Intel Celeron, serta tanpa menggunakan VGA
dan memori hanya 4 GB, motherboard gigabyte chipset standar pun sudah
cukup. Dimana kita dapat menghemat banyak sekali dana dan uang tersebut dapat
dialokasikan terhadap kebutuhan lain.
Berbeda
dengan bottleneck dimana
potensial hardware tidak bisa terpakai secara maksimal karena ketidak
sesuaian komponen yang saling berhubungan, sedangkan overspec adalah
spesifikasi komputer yang berpotensi lebih dari cukup dari kebutuhan kita namun
tidak digunakan menggunakan potensi tersebut. Sekali lagi walaupun beda
pengertian tetapi kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Contoh spesifiknya
misalkan gw memiliki komputer perpaduan antara teknologi lama dan teknologi
baru yaitu menggunakan prosesor Intel Core i3 tahun 2011, dengan VGA
Radeon tahun 2015 yang berseri R7 360. Sekarang gw mengalami kendala untuk
bermain aplikasi game yang membutuhkan memori yang lebih dari
spesifikasi RAM gw yaitu diatas 6 GB, karena rata-rata game sekarang bisa memakan memori sampai
4GB, serta menggunakan aplikasi desain seperti Adobe Photoshop dan Adobe
Illustrator yang cukup memakan banyak memori, sehingga 6 GB itu cukup
sempit bagi gw . Kemudian gw membeli RAM merek Corsair Vegeance 16 GB frekuensi
1800 MHz. Tentunya gw akan terbebas dari masalah game yang membutuhkan
memori besar diatas 6 GB. Namun disitu
terjadi overspec serta bottleneck!
Overspec
tersebut dapat dilihat bahwa gw menggunakan memory sekitar dibawah sampai 6
GB. Oleh karena itu sebenarnya apa bila gw menambahkan 8 GB saja pun sudah
cukup, karena gw dapat menggunakan sumber daya RAM sebesar 6 GB tanpa
kendala, dibandingkan 6 GB yang sempit dan hampir penuh, dimana OS Windows langsung
membatasi proses-proses yang dimana dapat menghabiskan seketika kapasitas RAM
tersebut, dengan dipecah-pecah ke bagian yang lebih kecil dan dikerjakan
bergiliran sehingga terjadi lagging atau hang beberapa saat.
Kemudian
bottleneck dapat dilihat dari frekuensi RAM yang tidak dapat dijalankan pada
1800 karena prosesor Core i3 yang hanya dapat menjalankan frekuensi RAM
paling tinggi pada 1333 MHz. Kesimpulan dari contoh tersebut untuk lebih ideal
serta menghemat dana dan sumber daya dipakai secara maksimal, gw menggantinya
dengan RAM 8GB 1333 MHz, dan tentunya harganya jauh lebih murah dari pada 16 GB
sudah begitu frekuensinya 1800 MHz pula. Sisa dana bisa dialokasikan untuk
menutupi kekurangan dana untuk menambah SSD yaitu Solid State Drive dimana
teknologi media penyimpanan yang lebih efisien dan dapat memproses data sangat
cepat dibanding Harddisk untuk mempercepat akses data.
Dimana
kita dapat tahu bahwa perangkat tersebut sesuai dengan kita? Pertama dengan
melihat dana yang kita alokasikan untuk membeli perangkat komputer, dengan itu
kita dapat membatasi pilihan-pilihan perangkat yang diluar kemampuan kita.
Kemudian dengan melihat informasi atau terkenal dengan review dari
sumber-sumber terpercaya dan saran mereka terhadap hardware tersebut.
Kemudian tampung dan pertimbangkan serta pilihlah dengan perangkat komputer
tersebut dengan bijak.
Indikasi terjadi Bottleneck pada CPU yang kurang memadai sehingga performa tidak maksimal karena GPU tidak digunakan seluruhnya. Sumber: http://thebottlenecker.com/ |
Kemudian
performa setiap kita menjalankan aplikasi pun bisa berbeda karena ada aplikasi
yang CPU Bound dimana aplikasi tersebut lebih banyak menggunakan sumber
daya prosesor serta ada yang GPU Bound, dimana sebuah aplikasi lebih
banyak menggunakan sumber daya VGA dibanding prosesor. Sehingga ini bisa
terjadi bottlenecking oleh aplikasi.
Pada
dasarnya tolak ukur pada bottleneck serta overspec itu relatif dan tidak
ada yang benar-benar mutlak seratus persen karena balik lagi kepada diri kita
masing-masing. Apakah kebutuhan kita sudah terpenuhi atau belum. Namun karena
banyak orang yang mempunyai dana terbatas, sehingga kita membutuhkan komputer
yang memiliki bottleneck minimal dan tidak overspec, sesuai
dengan kebutuhan penggunanya.
Disitulah perlunya kita mengetahui perkembangan teknologi pada masa kini, sehingga kita dapat memilih perangkat komputer yang sesuai dengan kebutuhan kita dan menghemat pengeluaran kita namun tetap mendapatkan performa yang maksimal.
Sekian artikel yang panjang ini. Karena topik ini memang yang paling menarik buat di bahas dan banyak sudut panjangnya. Sekali lagi ini dari sudut pandang gw pribadi.